“KEHANCURAN KOTA KUPANG DI MASA PERANG DUNIA KE-DUA”
Pertempuran antara Tentara Sekutu dengan tentara Jepang memperebutkan Pulau Timor
Pada tahun 1941 sebelum terjadinya invasi tentara Jepang ke Pulau Timor, Pulau Timor bahagian barat berada dibawah kekuasaan Belanda sedangkan Pulau Timor bahagian timur dibawah kekuasaan Portugal.
Setelah tentara kekaisaran Jepang di Filipina ‘berhasil’ mengalahkan pasukan Sekutu dibawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur serta menguasai Filipina pada tanggal 2 Januari 1942, maka invasi Jepangpun mulai dikembangkan memasuki Indonesia. Kalimantan, Sumatera, Sulawesi serta Maluku diserang dan diduduki (diluar pulau Jawa), invasi terus dilakukan keselatan Indonesia dan Pulau Timor menjadi incaran Jepang untuk dikuasai berikutnya, Jepang memiliki beberapa alasan untuk menguasai Timor, yakni (Pertama) Jepang ingin memotong jalur bantuan Sekutu dari Darwin-Australia yang akan diberikan kepada sekutu mereka (Belanda) di Pulau Jawa, (Kedua) dengan menguasai Pulau Timor maka Jepang akan lebih mudah untuk melakukan penyerangan ke Australia terutama ke Darwin yang menjadi Pangkalan Utama Militer Udara dan Laut tentara Sekutu disana, (Ketiga) dengan menguasai Lautan Hindia (diselatan pulau Timor) berarti mereka dapat menghadang dan menyerang Armada Kapal Perang Sekutu yang sering melewati lautan Hindia menuju ke Filipina, Timur Tengah, Asia Timur dan Selatan.
Kekuatan Pasukan tentara Belanda di Timor barat yang terkonsentrasi di Kota Kupang sebelum terjadinya penyerangan Jepang adalah 650 tentara KNIL, 1 Batalion tentara Infanteri VIII Belanda dan memiliki beberapa persenjataan berat, mereka seluruhnya berada dibawah Komandan Letnan Kolonel Nico Van Straten. Pada pertengahan Februari 1941, Australia mengirim bantuan tentara ke Pulau Timor, baik ke Kupang maupun ke Dili guna membantu Belanda dan Portugal.
Australia mulai mengirim 1400 anggota Pasukan Sparrow Force beserta peralatan persenjataan beratnya menuju Kupang yang dipimpin oleh Letnan Kolonel William Leggatt, serta Royal Australian Air Force (RAAF) mengirim 2 (dua) Skuadron pesawat tempur/bomber yang ditempatkan di lapangan udara Penfui, sedangkan pasukan Sparrow Force beserta persenjataan beratnya ditempatkan disepanjang pantai utara pulau Timor ( mulai dari pelabuhan Tenau, pantai kota Kupang sampai dengan pantai Oesapa Besar), mereka juga menempatkan beberapa anggota Sparrow Force di Camplong, selain itu mereka juga ditempatkan disekeliling bandara militer Penfui untuk pertahanan udara.
Sementara tentara Jepang juga sedang melakukan persiapan untuk melaksanakan invasi ke Kupang-Timor maupun Timor Portugal, Pasukan Darat diambil dari Ambon yakni dari Resimen 228 Tentara Jepang sebanyak 5500 orang, serta didukung oleh 13 kapal perang dan 14 kapal pengangkut pasukan yang dipimpin langsung oleh Laksamana Pertama Tanaka Raizo dan armada pesawat pembom (dari Makassar). Seluruh kekuatan pasukan Jepang ini berada dibawah komando Mayor Jenderal Itto Takeo. Rencananya pendropingan pasukan tentara Jepang ke Timor Barat akan dilakukan melalui beberapa pintu masuk dipantai selatan pulau Timor.
Pada tanggal 26 dan 30 Januari 1942, 42 Pesawat tempur tentara Jepang yang berpangkalan di Kendari mulai melakukan penyerangan pertamanya terhadap Kota Kupang dan bandar udara Penfui, kemudian pada tanggal 5 Februari pasukan sekutu di pangkalan Darwin Australia mengirim bantuan pasukan dan kapal perang ke Kupang-Timor Barat, pada tanggal 12 Februari Tentara Angkatan laut Amerika di Pulau Jawa juga mengirim beberapa Kapal Perang (yang mengangkut persenjataan artileri berat) untuk membantu pertahanan Sekutu di Kupang Timor, sedangkan pada tanggal 15 Februari 1942 dari pangkalan Sekutu di Darwin Australia Utara dikirim 8 kapal perang sekutu yang mengangkut persenjataan artileri berat dengan tujuan yang sama yakni Kupang-Timor Barat.
Pada tanggal 16 februari 1942, pesawat pengintai Jepang menemukan iring2an 8 kapal perang sekutu dari Darwin menuju Timor maka dikirim beberapa pesawat tempur Jepang untuk melakukan penyerangan terhadap konvoi kapal-kapal perang Sekutu di Lautan Hindia, sehingga terjadi pertempuran yang sengit karena pihak Sekutu juga mengirim pesawat-pesawat tempurnya dari Darwin guna membantu melindungi Konvoi kapal-kapal perang tersebut, terjadi pertempuran sengit di Lautan Hindia, namun akhirnya iring-iringan tersebut dapat memasuki pelabuhan di Kupang pada tanggal 16 Februari 1942, bersamaan dengan masuknya konvoy kapal perang Sekutu yang dikirim dari Jawa untuk memperkuat pertahanan pasukan Sekutu di Kupang-Timor. Seluruh kekuatan Militer pasukan sekutu yang berada di Timor Barat berada dibawah pimpinan Brigadir Jenderal William Veale.
Pada tanggal 16 Februari 1942, konvoy 27 armada kapal perang tentara Jepang dari Ambon mengangkut kurang lebih 5500 tentara Jepang serta persenjataan berat sudah berlayar menuju Kupang, konvoy ini dipimpin langsung oleh Laksamana Pertama Tanaka Raizo. Sementara pemboman atas kota Kupang oleh pesawat-pesawat Pembom Jepang masih terus dilakukan sampai dengan tanggal 17 Februari 1942. Jepang memang benar-benar ‘melumatkan’ kota Kupang maupun Penfui.
Melalui penyerangan dan pemboman yang bertubi-tubi yang dilakukan oleh pesawat-pesawat udaranya, Jepang berharap akan membuat tentara Sekutu yang bertahan di kota Kupang akan menjadi lemah dan kocar-kacir, sehingga nantinya akan lebih memudahkan bagi tentara Jepang yang didarat untuk menaklukkan kota Kupang,
Sisa Pesawat Tempur dari Skuadron Pesawat Tempur Sekutu di pangkalan udara militer Penfui yang lolos dari penyerangan pesawat pembom Jepang, ditarik mundur kembali ke pangkalan Militer di Darwin karena dianggap sudah tidak mampu lagi menahan serangan dari pesawat tempur Jepang, hal ini menjadikan kekuatan pasukan darat tentara Sekutu di Kupang semakin lemah dikarenakan mereka tidak berada dalam ‘dukungan dan lindungan’ dari pesawat-pesawat tempur mereka. Pada tanggal 19 Februari 1942, iring-iringan 27 Armada Kapal Perang Jepang mulai memasuki perairan pulau Timor, lalu disusul keesokan harinya dengan pendropingan pasukan memasuki Timor pada tanggal 20 Februari 1942 melalui pantai Teres, Puru dan Sekalak, serta pantai Batulesa di Selatan Pulau Timor.
Catatan Wikipedia : Pada tanggal 19 Februari 1942 sekitar 242 pesawat Pembom tentara Jepang (yang diberangkatkan dari pangkalan Makassar dan Kendari) juga melakukan penyerangan atas kota Darwin-Australia, yang merupakan pangkalan militer Angkatan Udara dan Laut tentara Sekutu ( Australia, Amerika Serikat dan Inggris), penyerangan yang pertama kali dilakukan oleh Jepang terhadap pangkalan tersebut merupakan ‘penyerangan terbesar’ dari sekitar kurang-lebih 100 kali penyerangan udara yang dilakukan Jepang atas Australia dalam perang dunia ke II (1942-1943), penyerangan pertama kali tersebut memakan korban 251 tentara Sekutu tewas, 23 pesawat tempur Sekutu hancur dan 10 kapal perang tenggelam, sedangkan dari pihak Jepang hanya 1 orang tewas dan beberapa orang hilang serta 6 pesawat tempur tertembak jatuh ( tercatat 84 bom dijatuhkan diatas kota Darwin yang menyebabkan kota Darwin dan pangkalan udaranya hancur) . Dengan menghancurkan pangkalan Sekutu di Darwin tersebut maka bantuan militer dari Australia ke Timor selanjutnyapun akhirnya terhenti.
Pada tanggal 20 Februari 1942, Pasukan tentara Jepang mulai melakukan penyerangan besar-besaran melalui darat terhadap Kota Kupang, Penfui maupun Oesao, dengan didukung oleh tembakan-tembakan dari Kapal-Kapal Perangnya di laut, menyebabkan terjadinya pertempuran hebat dan sengit di Kota Kupang, karena serbuan dari tentara Jepang tersebut dilayani oleh tentara Sparrow Australia dan tentara Belanda yang ada di Kupang, pertempuran di darat sama sengitnya dengan pertempuran dilaut Timor antara Kapal Perang dari kedua pihak.
Pada hari itu juga tanggal 20 Februari 1942 pagi-pagi telah diberangkatkan pula puluhan pesawat pembom Jepang dari Makassar dan Kendari menuju Kupang dengan membawa 300 lebih Paratroops (tentara payung), dan pada pukul 15.00 WITA armada pesawat tempur (bomber) Angkatan Udara Jepang mulai melakukan penyerangan serta pemboman besar-besaran diatas kota Kupang dan Penfui, selain itu mereka juga menerjunkan 300 lebih Paratroops diatas kota Kupang, pertempuran di Kota Kupang menjadi tidak seimbang karena sebahagian tentara Jepang yang mendarat dari selatan pulau Timor juga melakukan penyerangan dari ‘belakang’ pasukan Sekutu yang bertahan di Kupang, selain itu, sebahagian pasukan Jepang juga diarahkan melakukan penyerangan terhadap bandara Penfui maupun Oesao. Serangan total melalui darat, laut dan udara oleh tentara Jepang menyebabkan banyak jatuh korban dipihak tentara Sekutu maupun masyarakat sipil (rakyat) di Kota Kupang. Pertempuran pada tanggal 20 februari 1942 di Kota Kupang ini benar-benar menjadi “neraka” bagi tentara Belanda dan Australia maupun rakyat Kupang, dan pada tanggal 20 februari 1942 Kota Kupang jatuh ketangan tentara Jepang (sayangnya sejarah tidak mencatat kehancuran kota Kupang akibat Perang Dunia kedua ini).
Selanjutnya dengan kekalahan dalam pertempuran di Kota Kupang, tentara Sekutupun mundur dan bertahan, serta melanjutkan pertempuran di Babau, namun pada tanggal 21 februari 1942, sekali lagi armada pesawat pembom Jepang melakukan penyerangan dan pemboman disertai penerjunan ratusan Paratroops (tentara payung) diatas kota Babau, Oesao dan Penfui, dan terjadi pertempuran yang sengit antara tentara Jepang dengan tentara sekutu disana kurang lebih selama 3 Jam akhirnya Kota Babau dan Lapangan Terbang Penfui berhasil jatuh ketangan tentara Jepang pada sekitar pukul 14.00 Wita tanggal 21 Februari 1942.
Tentara Sekutu ( Belanda dan Australia) yang dikepung dan dipukul mundur dari kota Babau oleh tentara kekaisaran Jepang kemudian mundur dan melakukan konsolidasi pasukan di Oesao, namun disana sudah ada tentara Jepang (yang terlebih dahulu menguasai Oesao), sehingga tentara Sekutupun terkepung dan terjadi perang sengit di Oesao yang menyebabkan banyaknya korban gugur dari pihak Sekutu karena terjepit oleh pengepungan dan penyerangan sengit yang dilakukan oleh tentara Jepang yang datang dari Babau maupun yang ada di Oesao.
Mereka (tentara Sekutu) kembali mundur kearah kota Camplong, tetapi karena sudah kalah dalam jumlah pasukan maupun menipisnya kepemilikan amunisi akhirnya pada tanggal 23 Februari 1942 Tentara Sekutu di Timor Barat “Menyerah dan Kalah” di Camplong, maka “Jepangpun menyatakan/mengclaim bahwa mereka telah menguasai Timor Barat secara keseluruhan pada tanggal 24 Februari 1942“, dengan demikian Timor Baratpun mulai dijajah oleh Jepang.
Sebagai tambahan bahwa Tentara Sekutu di Timor bahagian Timur telah terlebih dahulu “menyerah” kepada Jepang pada tanggal 20 Februari 1942.
Sumber Data berasal dari “Film Dokumenter Sejarah Pertempuran di Timor tahun 1942” milik tentara Australia dan Wiki pemboman atas Darwin https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Darwin#:~:text=Serangan%20udara%20Jepang%20ke%20Darwin,serangan%20psikologikal%20terhadap%20penduduk%20Australia.
Sumber Foto dari Google
NNU