Ganasnya Cyclone “Seroja”

Kota Kupang terhempas didera badai Seroja selama kurang lebih 8 jam

Pra badai Seroja

Sebelum terjadinya badai besar “Seroja”, kota kupang didahului oleh datang hujan yang lebat sejak pagi hari tanggal 3 April 2021 ( hari Sabtu) berlanjut sampai tanggal 4 April 2021 ( hari Minggu), hujan lebat non stop yang melanda kota kupang dari pagi sampai dengan tengah malam, hal ini menyebabkan kota Kupang tergenang air, kondisi ini dimungkinkan karena lahan yang ada sudah tidak dapat menyerap besarnya air hujan yang turun dikarenakan kota Kupang yang berpenduduk hampir 500 ribu orang menggunakan banyak lahan, terutama ruang-ruang yang dipersiapkan untuk daerah penyerapan air/ruang terbuka hijau ( terutama wilayah selatan Kota Kupang) sudah menjadi kawasan terbangun oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggalnya.

Banjir didepan RSB Titus Uly-Oetete Kupang

Sehingga ditanggal 3-4 April, kota Kupang dikurung banjir, penyebab banjir lainnya adalah karena drainase-drainase yang ada di Kota Kupang sudah tidak mampu lagi menampung volume air yang besar, ditambah kali-kali dikota kupang banyak yang menyempit yang diakibatkan oleh pembangunan rumah di daerah tangkapan air (Catchment Area) sehingga ketika air datang dengan volume yang besar (Q>), maka kali-kali tersebut tidak dapat lagi menampung dan akhirnya menggenangi kawasan Permukiman yang berada disekitarnya. Sebutnya saja diwilayah kelurahan Sikumana, Oepura, Naikoten I, Naikoten II, Kelurahan Oetete, Kelurahan Merdeka, Fontein semuanya terdampak oleh banjir yang diakibatkan oleh hujan yang non stop sejak pagi hari (subuh) pada tanggal 3 April 2021. Petaka banjir ini menyebabkan banyak masyarakat mengungsi ke Gereja2, Sekolah maupun kantor2 Pemerintah setempat.

Banjir di pemukiman penduduk di Oepura-Kupang

Berikutan dengan banjir tersebut yang menggenangi jalan-jalan utama maupun sekunder ( Jalan-Jalan utama nampak seperti Sungai ) banjir di Jalan juga membawa sampah, sehingga tampak gundukan sampah berserakan dimana-mana. Selain itu diperparah oleh terjadinya bencana longsor dibeberapa tempat, seperti di lokasi sekitar Sungai Liliba, Kali Kaca-Fontein serta dibeberapa tempat di Belo.

Banjir di Gua Lourdes

Badai Seroja “menyerang”

Ketika dari sore sampai malam (4/4 2021) masyarakat di Kota Kupang disibukkan membersihkan dan mengamankan rumah mereka dari banjir, maupun sampah-sampah yang dibawa banjir akibat hujan yang besar, muncul Badai yang menyertai hujan pada tengah malam (sekitar jam 00.00 wita tanggal 5 April 2021).

Cyclone atau Badai yang terjadi pada saat itu adalah Badai tropis, secara teknis, Badai tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat,.

Mengingat bahwa sistem siklon tropis tersebut masih berada di wilayah tanggungjawab Jakarta TCWC, maka nama siklon tropis diberi nama “SEROJA” sesuai dengan urutan nama siklon tropis dari BMKG secara internasional,” tulis BMKG dalam keterangannya. Pihak BMKG telah memperingatkan masyarakat NTT tentang akan datangnya Badai Tropis “Seroja” sejak tanggal 2 April 2021, tetapi sebahagian besar masyarakat tidak percaya terhadap “kedahsyatan” Badai Seroja ini nantinya, sehingga sebahagian masyarakat tidak mempersiapkan diri menghadapi sang badai ini.

Kerugian Nelayan akibat badai Seroja dipesisir pantai

Sekitar jam 00.00 pada tanggal 5 April 2021, Badai Tropis Seroja mulai mendera kota Kupang disertai hujan lebat, badai datang langsung dengan kecepatan yang tinggi, mengerikan sekali apalagi ditambah dengan hujan besar dan Listrik diputuskan alirannya (Seantero kota Kupang dilanda kegelapan), sehingga lengkaplah bencana yang datang menerpa Kota Kupang ( hanya untung hujan tidak disertai oleh Kilat dan Halilintar saja).

Kawasan Permukiman yang hancur

Badai Seroja ini mendera kota Kupang ini selama kurang-lebih 8 (delapan) jam non-stop, bagaimana anda bisa membayangkan kengeriannya ? Badai (yang kami perkirakan) dimulai dengan kecepatan sekitar 60-70 km/jam kemudian pada sekitar jam 02.00-jam 03.00 meningkat menjadi sekitar 80-90 km/jam, yang terdengar hanya bunyi Hujan dan Deru angin menakutkan yang men-banting banting Seng maupun Kap rumah, serta menggetarkan kaca2 jendela maupun pintu rumah. Di daerah pesisir teluk Kupang, gelombang laut naik menghancurkan bangunan-bangunan rumah Nelayan seperti di Oeba, Lasiana dan Oesapa.

Pusat Bisnis Kota Kupang

Sebahagian besar masyarakat kota Kupang tidak ada yang tidur, mereka tetap ‘melek’ sambil berlindung dirumah masing2 bersama keluarganya berjaga-jaga apa yang akan terjadi dengan bangunan rumah mereka masing-masing. Selama 8 jam masyarakat kota Kupang didera ketakutan dan kengerian yang amat sangat, tidak menurun sedikitpun intensitas maupun kecepatan dari badai tersebut apalagi seluruh wilayah di Kota Kupang Lampu mati , hal ini menyebabkan semua anggota masyarakat menaikkan Doa yang tidak berkeputusan kepada TUHAN yang Maha Kuasa agar mereka diluputkan dari dampak fatal badai tersebut.

Kawasan Pantai, air laut menerjang rumah Nelayan

DiJalan-jalan tidak ada satupun kendaraan yang nampak, karena banyak sekali pohon-pohon, tiang2 listrik, telpon bertumbangan, maupun Seng-seng atap2 rumah yang beterbangan terbongkar dari kapnya, bahkan ada rumah yang terbongkar dengan tembok-temboknya dan juga tidak kurang bangunan yang Kap nya diterbangkan badai Seroja. Kota Kupang luluh lantak, banyak bangunan rumah tinggal yang rusak ringan s/d berat ( yang kami perkirakan berkisar hampir 60% bangunan rumah di kota Kupang rusak), belum terhitung bangunan-bangunan Swasta dan Pemerintah yang rusak,perumahan Nelayan dipesisir pantai Kota Kupang.

Kantor Gubernur NTT terdampak Badai Seroja

Banyaknya perahu-perahu Nelayan yang rusak maupun yang ditenggelamkan oleh Badai, Bagan-bagan nelayan yang hancur, bahkan ada kapal Penumpang (KMP) Jatra I yang tenggelam di Bolok, belum lagi sawah, jembatan, sarana-prasarana Komunikasi maupun Listrik, Fasos serta Fasum rusak bahkan hancur terdampak Badai maha dahsyat tersebut. Dan korban meninggal dunia mencapai 6 (enam) orang .

Kehancuran akibat badai Seroja

Jam 08.00 pagi tanggal 5 April barulah badai tersebut berangsur-angsur mereda karena sudah mulai bergeser ke selatan pulau Timor, menuju ke Pulau Sabu dan Raijua, hal ini juga menyebabkan Pulau Sabu dan Raijua “luluh lantak” akibat keganasan badai Seroja ini.

Gereja yang terdampak Badai Seroja

Pasca Badai Seroja

Sekitar jam 10 pagi tanggal 5 April 2021 barulah masyarakat Kota Kupang berani untuk keluar dari rumah masing-masing guna melihat dampak apa yang terjadi dengan rumah mereka, setelah itu masing-masing mulai melakukan renovasi terhadap rumah tinggalnya terutama memperbaiki Atap yang rusak karena kami takut jangan-jangan hujan masih tetap berlanjut pasca badai.

Toko-toko bahan bangunan pada saat itu banyak yang tidak buka, bahkan juga restaurant dan toko2 yang menjual 9 bahan pokok , BBM menghilang akibat Pom Bensin belum dibuka, ATM Bank tidak beroperasi karena listrik mati, internet mandeg total karena listrik masih padam, pasar2 tradisional maupun modern juga belum beroperasi, Gubernur NTT dan Walikota Kupang menghimbau agar para Pengusaha dapat membuka toko-tokonya, serta tidak menaikkan harga agar masyarakat kota Kupang dapat membeli keperluan hidupnya terutama melakukan rehabilitasi rumah-rumah mereka yang rusak…….. ini merupakan kesusahan pasca badai Seroja.

Masyarakat bekerja sama dgn petugas PLN

Gubernur NTT langsung melakukan perjalanan peninjauan di Lapangan, baik di Kota Kupang, maupun daratan Timor lainnya dengan membawa bantuan seadanya, demikian pula Walikota Kupang dan Jajarannya.

Ditsamapta Polda NTT tengah membantu rumah masyarakat yang terkena banjir

Pihak PLN cabang Kupang, maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota, Dinas Kebersihan Kota, pihak TNI dan Polri yang ada di Kota Kupang sejak Senin 5 April 2021 sudah mulai mendeteksi dan mendata dimana saja lokasi -lokasi yang parah terdampak Badai, dan selanjutnya mereka mulai melakukan kerja keras bahu membahu dengan masyarakat untuk membersihkan kota serta memperbaiki Prasarana maupun Sarana yang rusak sehingga mulai hari itu Kota Kupang secara berangsur-angsur mulai ‘hidup’kembali.

Gub.NTT meninjau daerah terdampak Badai Seroja

Bencana badai dan banjir di kota Kupang sebelum “Seroja”

(Perlu kita ingat kembali) bahwa ditahun 1920 dan ditahun 1969 Kota Kupang ‘pernah’ terkena Badai Bandang tetapi tidak begitu ter-expose, badai tahun 1969 banyak bangunan yang atapnya diterbangkan termasuk antara lain Aspol Lasikode, rumah bpk. Hein Uly, bahkan di Aspol Komdak NTT di jalan Herewila, SD dan SMP St. Yoseph Naikoten, juga Asrama Tentara di Kuanino, tetapi oleh karena pada saat itu Penduduk kota Kupang masih sedikit maka kurang terberitakan, kemudian di-tahun 1997 juga terjadi Badai Bandang melanda Kota Kupang, saat itu banyak rumah2 ditepian Sungai Dendeng ( di kelurahan Fontein maupun Kel. Airmata) serta jembatan Selam “dihanyutkan” oleh air sungai Dendeng, juga Jembatan di Noelbaki dihanyutkan Banjir bandang, juga banyak rumah penduduk rusak kala itu.

Badai menerpa Kupang tahun 1920

Di tahun 2021 badai Seroja terasa sekali dampaknya dan sangat2 menakutkan serta membuat trauma masyarakat kota Kupang karena saat ini Penduduk Kota Kupang telah mencapai lebih dari 500 ribu orang dengan jumlah rumah tinggal mencapai 184 ribu bangunan.

NTT akibat Cyclone Seroja 4-5 April 2021 :

  1. Meninggal Dunia 86 orang ( menurut Suara.com meninggal 124 orang)
  1. Hilang 98 orang
  2. Luka-Luka 146 orang

( Catatan Harian Victory News 7 April 2021 )

Semoga jangan datang lagi Badai-Badai seperti Seroja ini yang melumatkan kota Kupang.

NNU,

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started